Minggu, 10 April 2011

Refleksi 3 Tahun.. Bersama PNPM Mandiri Perkotaan



Lembah Palu, 31-03-2011

Assalammualaikum War. Wab.

Mmmh… Tulisan ini kupersembahkan kpd Kawan2 seperjuanganku di PNPM MP..
Sekedar merefleksikan kembali “Asa” yg dulu menyatukan kami…dalam proses "Learning by Doing".. serta menyambut kontrak baru di "April Mop".. (^_^),
So.. Let’s Cekidot..my friends…yeaaahhh !!!

Ketika kita ingin "belajar & berbuat tuk pemberdayaan masyarakat".. maka kemanakah.. kita harus berguru, berapa lama.. kita belajar dan dengan siapakah.. proses pembelajaran itu dilaksanakan ???

Pertanyaan2 diatas.. jg yg berkecamuk dipikiranku.. ketika diawal bergabung pd "Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) Sulawesi Tengah" di Medio 2008 silam... tetapi setelah mengikuti proses perekrutan..dan pelatihan pratugas fasilitator hingga.. mulai turun ke masyarakat.. akhirx pertanyaan2 inipun pelan namun pasti..; satu persatu terjawab dengan sendirix..., yaitu : 

1.      Pertanyaan Pertama : Kemanakah.. Kita Harus Berguru ???

Jawaban pertanyaan ini adalah ke Masyarakat Langsung, kenapa ?? karena disanalah proses input.. tentang apa yg menjadi kebutuhan “real” masyarakat.. dan bagaiman proses yg mereka harus jalani dalam kehidupan keseharianx tuk memenuhi kebutuhan tsb mereka lakoni.. hingga pd akhirx bagaimana hasil output.. yg mereka dambakan ketika kebutuhan mereka terpenuhi apakah memberikan dampak yg sesuai dengan impian mereka…, kata org bijak itulah “GURU” yg sebenar2x.. yg mengajarkan kita tanpa pamrih tentang arti belajar menjalankan roda kehidupan yg nyata..dan terkadang mudah berubah sesuai musim yg ada.. (dari musim hujan atw kemarau, hingga musim hajatan atw “pemilu”..jg ada… hehehe…) 

2.      Pertanyaan Kedua : Berapa Lama.. Kita Belajar ???

Jawaban pertanyaan ini adalah Tak kenal batas waktu.., karena tak pernah ada orang yg berhak mengeluarkan titel Sarjana Pemberdayaan Masyarakat, dsb. Pd kehidupan masyarakat yg sebenarx.. selain Tuhan sang Pencipta masyarakat ini. Tapi ini jg mungkin disebabkan oleh karena proses pembelajaran ini.. tak mengenal strata atwpun pakem yg mengikat, karena masyarakat umumx bersifat dinamis..sehingga mudah berubah sesuai perkembangan zaman.. artix.. klo mo dibilang ada orang yg cukup ahli dibidang ini..bolehlah dikatakan sbg “PENGAMAT SOSIAL”… tapi biasax klo dah.. berurusan dengan “kepentingan pihak2 tertentu”.. yg mencari keuntungan atw popularitas tuk proses pencitraan.. maka ujung2x mereka bisa berubah menjadi “PROVOKATOR”…(nah lho..??? hehehe… prikitiuuww..) 

3.      Pertanyaan Ketiga : Dengan Siapakah.. Proses Pembelajaran itu Dilaksanakan ??

Jawaban pertanyaan ini adalah.. bersama Relawan – Relawan masyarakat yg merasa peduli.. dan terpanggil tuk.. bersama-sama menjadikan proses pemberdayaan itu sebagai proses belajar bersama.. tuk bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman bagaimana bisa menggapai kehidupan yg madani, dimana setiap manusia bisa berfungsi kembali sesuai fitrahx.. sbg "RAHMATAN LILALAMIEN"… (caile….hehehe…)

Melihat jawaban2 diatas.. mungkin tidak semua org sependapat, tetapi.. itulah yg kami rasakan selama menjalani proses pembelajaran di masyarakat, mungkin terdengar naïf..atw sok tahu.. ya.., btw.. no problem.. lah…inikan negara “democrazy”..kawan… (xixixi…)

Tetapi terlepas dari semua itu ada satu hal yg membuat kenapa kami mencintai pekerjaan ini, yaitu “KEBERSAMAAN & KEKELUARGAAN’ yg tercipta diantara pelaku2 lapangan atau klo ketika kami menamakan diri kami sbg “LASKAR MANDIRI” maka sifat “Militan” yg terbentuk akibat berbagai “mission impossible’ yg coba kami selesaikan bersama2 Relawan2 yg ada.. ini yg sangat membekas dihati kami, rasa senasib sepenanggungan ketika mencoba berjuang mengentaskan kemiskinan di masyarakat kelas menengah kebawah melalui slogan “gerakan moral.. tuk mengembalikan nilai2 luhur manusia sesuai fitrahx”.. yg terkadang dianggap “GILA” dimasa sekarang ini, dimana praktek2 KKN sudah dianggap lumrah.. dan serbuan era globalisasi .. yg menganggap urusan moral hanyalah urusan Tokoh2 Agama saja..atw org2 yg sok suci… (kata org seeech…hehehe…)

Pertanyaan terakhir..mungkin akan muncul dari anda semua,
APAKAH ANGKA KEMISKINAN  DI INDONESIA SUDAH MENURUN.. MELALUI PROGRAM INI ???

Nah.. klo menurut sy..:
pertama ; jawabanx bukan pd bagaimana indikator2 yg digunakan manusia tuk menghitung angka2 statistikx atw kwantitasx aja..tapi lihatlah bagaimana susahx mengawal proses pembelajaranx bagi peningkatan kwalitas moral pelaku2x,

kedua ; bahwa visi misi program ini adalah penyiapan masyarakat agar mampu mandiri dan insya Allah berkelanjutan menggapai madani.. melalui penguatan Kelembagaan lokal ditingkat keluarahan yg digawangi oleh pilihan masyarakat langsung karena memiliki nilai2 luhur manusia yaitu JujurAdil, Peduli, Ikhlas dan nilai2 kemasyarakatan yakni Transparansi & Akuntabilitas.. (JAPITAI), sehingga hasil akhir keberhasilan program ini diukuran bukan dari Kuantitas tetapi Kwalitas manusiax... (^_^)

ketiga : selama masih ada “ORANG KAYA” maka “ORANG MISKIN pun pasti akan tetap ada. jika ”kemiskinan” adalah “Ladang Amal” yg disiapkan oleh Sang Pencipta untuk kita bisa bersedekah.. berinfak & berzakat baik berupa harta, tenaga maupun pikiran..kita, didalam “Mega Proyek-Nya” yg kita sebut dgn “Alam Dunia” ini, agar DIA bisa menguji dan mengetahui siapa2 saja hamba-Nya, yg mengerti untuk apa tugas keproyekannya selama menjalani hidup di dunia ini…,apakah program sbg "rahmatan lilalamien" diatas sudah dilaksanakanx kpd sesama manusia, jika belum..maka  takkan ada yg bisa menjawabx dgn pasti..kawan… (wallahu a’lam…)

Akhir kata.. biarlah waktu yg akan menjawab semuax.., apakah program ini bisa membantu pengentasan kemiskinan atw tidak, trus..akan berakhir di taon 2014.. atw mungkin malah terus berlanjut.. (ngarep.com hehehe...) yg penting "still Positive Thinkin.. 'n keep on fighting ..till the end.. my friends...Yeaaaahhh !!!

if i die.. tomorrow, i'd be.. allright, because' i believe.., that after.. we're gone..' The Spirit Carries On...! (dream theater..)

Wassalam war. Wab.